Semua berawal di tahun 2014...
Saat itu kami sama-sama melangkahkan kaki memasuki sebuah pondok pesantren. Di tengah suasana haru pertemuan wali santri, santri baru, dan santri lama, Allah mempertemukan kami tanpa disengaja. Siapa sangka, pertemuan sederhana itu menjadi awal cerita panjang yang penuh makna.
Waktu berjalan, hingga tahun 2017, kedekatan kami mulai tumbuh. Ada rasa nyaman, ada perhatian yang perlahan hadir. Namun, kami menyadari bahwa perjalanan sebagai santri adalah tentang belajar, memperbaiki diri, dan menata masa depan. Maka dengan penuh kesadaran, kami memilih untuk menjaga jarak. Bukan karena menyerah, tetapi karena ingin fokus menjadi pribadi yang lebih baik, sambil percaya bahwa jika memang berjodoh, Allah akan mempersatukan di waktu yang tepat.
Hingga akhirnya, di awal Desember setelah 7 tahun kemudian, takdir kembali mempertemukan kami dengan cara yang indah. Melalui seorang anak magang di kantor yang tanpa kami duga menjadi perantara, komunikasi kami terjalin kembali. Saat itu, seakan Allah sedang memberi tanda bahwa waktu kami untuk bersama sudah semakin dekat.
Sejak saat itu, langkah-langkah kecil semakin pasti.Bukan karena bertemu lalu berjodoh, tapi karena berjodohlah kami bisa bertemu. Pertemuan dua keluarga menjadi bukti bahwa cinta ini tak hanya milik kami berdua, tetapi juga mendapat restu dari orang-orang yang kami cintai. Dengan penuh kebahagiaan, akhirnya ditentukanlah sebuah tanggal yang akan menjadi saksi janji suci kami. Pada tanggal 06 Oktober 2025. Hari di mana kami akan mengikat janji, menata masa depan bersama, dan menjadikan kisah sederhana ini sebagai permulaan cinta yang abadi. Sebagaimana yang pernah dikatakan oleh Ali Bin Abi Thalib “ Apa yang menjadi takdirmu akan menemukan jalannya menemukanmu”.